Tips untuk mengatasi hidung mampet pada bayi

20131230-081813.jpg

Sebenarnya lokasi apartemen kami sangat nyaman untuk berbelanja kebutuhan pokok hingga kebutuhan tersier, karena di seberang gedung ada pertokoan yang terdiri dari dua supermarket, dua drugstore, toko buah dan sayur, toko keju, bakery, dua resto, hingga toko serba ada yang menjual pakaian, makanan, hingga perlengkapan pesta. Sayangnya, hampir semuanya itu tutup di hari Minggu. Terutama yang menjual barang perlengkapan bayi.

Hari Minggu kemarin, anak kedua saya yang masih newborn usia dua minggu, tertular flu ringan. Well dokter disini takut sekali memvonis dengan kata flu, dia lebih prefer menyebutnya sebagai common colds bukan flu karena flu disertai demam tinggi diatas 38.5 celcius.*

Setelah dibawa ke dokter dan dinyatakan sehat dan normal, pulanglah kami sekeluarga. Ternyata Si Ade makin parah meler-melernya hingga pagi. Lalu saya teringat balsem bayi yang pernah saya beli waktu Si Kakak flu (ringan) beberapa waktu yang lalu. Karena cocok untuk bayi segala umur, saya balurkan tipis-tipis di leher dan dadanya Ade. Lalu untuk memperlancar inhalasi, saya gunakan handuk kecil yang ditetesi minyak kayu putih (beli di toko Indonesia, sewaktu hamil tua sama Si Ade, saya suka kedinginan) dan dibasahi dengan air hangat lalu diperas dan diletakkan di pinggir box bayi supaya uapnya keluar… Dan itu semua berhasil mengurangin bahkan menghilangkan hidung mampetnya Si Ade!

So, sementara waktu menunggu toko buka di hari Senin, untuk membeli penyedot ingus atau apalah itu namanya, trik yang saya gunakan diatas bisa dicoba beberapa kali. Malah penyedot bisa jadi hanya digunakan untuk worst case scenario saja.

* The thing dengan dokter Belanda (saya tidak tahu di negara lain bagaimana penanganannya) adalah mereka tidak mau diagnosa yang berat-berat dalam sekali kunjungan. Kecuali kalau memang sudah obviously parah dan butuh pertolongan segera. Minggu lalu, bidan mengatakan kalau bayi demam sampai 38 maka harus langsung dibawa ke dokter. Lalu Si Ade suhu badan sampai di 38. Sempat saya ragu mau telpon emergency dan bawa ke dokter, kenapa? Pengalaman dengan Kakak dulu, suhu sudah 38 lalu telpon emergency, mereka bilang “tenang saja kan, telpon lagi kalau sampai 38,5” ternyata dia sampai 38,5. Saya telpon kembali, dijawab “oh belum 40, masih normal” lalu 40, “baru hari ini kan demamnya? Kalau sudah 3 hari baru telpon lagi ya” WTH! Dan ternyata Si Kakak sembuh dan tumbuh sehat.

Ketika Si Ade demam sampai 38, saya pun ragu ketika suami menelpon emergency. Rupanya kali ini kami langsung disuruh datang, karena umur Ade yang baru dua minggu. Eh, pas giliran periksa, suhu badannya turun jadi 37,6. Doh! Lalu dokter bilang, bahaya itu bukan 38 tapi 38,5. Jreng jreng jreeeeng! Lagi-lagi jurus itu dikeluarkan. Lalu saya tanya, loh kok tadi sama yang terima telpon disuruh langsung kemari? Jawab dokter dengan santai “itu karena yang angkat telpon 30 tahun lebih muda dari saya (jd belum pengalaman)”……….. speechless

5 thoughts on “Tips untuk mengatasi hidung mampet pada bayi

  1. Kania, sekedar berbagi yah. Di Denmark, untuk bayi dibawah usia 3 bln, temperatur diatas 37.5 derajat udah harus hati2, tapi kalau udah diatas 38 derajat harus cepet2 tlp dokter. Bayi diatas 3 bln lebih kuat, jadi temperatur diatas 38.5 baru berbahaya.

    Untuk kasus flu (atau apaan lah namanya), dokter2 di sini emang terbilang santai. Tapi tetep dokter sebelumnya ngecek paru2nya, apa cuman flu biasa atau paru2nya bermasalah. Kalau sekedar flu biasa, ga ada obat sama sekali. Bahkan bocah gw waktu itu muntah2 karena banyak dahak, tapi dokter bilang, selama masih napsu makan dan masih lincah, yah biarin aja, itu mekanisme tubuh untuk membuang dahak. Ga perlu obat atau apaan. Sama juga dengan pileknya, dibiarin aja, paling2 ingus meler kemana (gw yg kesel ngelapinnya), tapi si dokter bilang, yah biarin tubuh membentuk daya tahan sendiri.

    Dokter di sini ga pernah melarang pasien untuk datang. Mereka selalu bilang, kalau kamu kawatir, telepon dan datang ke sini. Lebih baik saya liat bayi kamu berkali2 daripada cuman sekali dan sudah parah. Tapi kadang2 gw males telepon atau datang ke dokter sih selama gw liat bocah gw masih aktif gw anggap baik2 aja. Gw stres kalau tlp lama diangkat dan paling2 jawabannya “It’s fine. But if you want to see me, please come”. Dan gw males aja datang ke klinik, banyak org sakitnya. Lebih baik main2 di rumah aja.

    Di sini malah kalau panas malah disuruh telanjang, tapi tetep pake kaos kaki, biar kaki ga dingin. Si bocah pas pertama kali di vaksin sempat panas, malah disuruh ditelanjangin biar suhunya turun. Jujur aja, gw ga berani sampai seekstrim itu. Gw tetep buntel dia. Lama2 panasnya turun dengan sendirinya.

    Semoga Nina dan Mia selalu baik2 aja ya 🙂

    • Iyaaa sama disini kalo demam disuruh ditelanjangin, ga sampe bulet2 sih tapi tidur pakai romper atau kutang aja, ga usah piyama en selimut… Biar suhu badannya turun sendiri gitu… Nina pernah kaya gitu en gw biarin dia tidur pake rompernya aja tapi dia udah gede sih waktu itu, bukan newborn lagi.. Dan emang dokternya kemarin juga bilang, kalau ragu telpon aja lagi, dan gw udah males aja pas dia bilang gtu soalnya palingan dijawab sama kaya dulu, tapi kalau dia bilang dateng ya gw tetep dateng lah 😀

  2. Kalo gw biasanya liat disini Kan milisehat .id/ untuk menangani demam pada anak. Kebetulan milis ini direkomendasiin ama tya dan seorang sahabat gw. Dulu jg pernah ikut seminarnya.

Leave a comment